Minggu, 29 Mei 2016

Hafia Mengguggat Teori Bahagia??

Salam. wihiiii kembali lagi dengan gue. Ruhma Hafia. Kangen gak sama gue? wkwkwk.
Btw, tulisan dan judul gue kan emang ga pernah nyambung huehehe. Judul gue dibuat biar ada yang mampir aja sih. kan seru tuh wkwkwk.  Karena gue selalu bahagia (cieee), gue mau berbagi sedikit kebahagiaan gue dengan tulisan ini. hiahaha.


Menjadi bahagia mungkin emang jadi tujuan semua manusia. Btw, ini adalah riset dari Cambridge University tentang negara manakah yang paling bahagia di muka bumi. Ada enam faktor yang digunakan sebagai tolok ukur penilaian, yaitu pendapatan per kapita, dukungan sosial, hidup yang sehat, kebebasan sosial, kedermawanan, dan level korupsi.

YAP. Uang adalah satu yang menjadi tolak ukur penilaiannya.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Aristoteles bahwa orang yang bahagia menurut Aristoteles (dalam Rusydi, 2007) adalah orang yang mempunyai good birth, good health, good look, good luck, good reputation, good friends, good money and goodness.

Tapi kenyataannya, banyak orang yang sudah punya uang banyak, tidurnya tidak nyenyak. Atau banyak kasus yang ditemukan orang-orang kaya mati bunuh diri karena depresi. Kenyataannya pula, banyak  rumah-rumah mewah yang menampakkan kemapanan, tapi di dalamnya ada kedengkian dan dendam. 

Manusia memiliki  sifat tidak pernah puas, maka dari itu ketika seseorang telah merasakan kebahagiaan akan suatu hal, maka dia akan terus mencari kebahagiaan yang lebih membahagiakannya lagi dan akan terus begitu. Bukankah kebahagian itu semakin dicari semakin kabur, ia akan semakin samar?

Banyak lagi teori-teori tentang kebahagiaan yang jika semakin dicari malah membuat jiwa semakin gila. Kalau boleh gue akan menggugat teori dari Bapak Aristoteles (ceilehhh songong betul gue wkwkwk) di atas dengan teori dari Bapak yang satu ini. Beliau pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Beliau menjawab makna bahagia, 
“Bahagia adalah jika engkau benar-benar ridha pada putusan Allah” -Ibnu Khaldun

 As simple as that. Yes. Itulah teori simple yang nyata dari pengertian bahagia seorang muslim. 

Bukankah Allah berfirman pula:

“وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ”
Artinya: “Ingatlah tatkala Rabb kalian menetapkan: jika kalian bersyukur niscaya akan Ku tambah (nikmatku) pada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Terakhir, gue berpesan buat diri gue khususnya. Bersyukurlah dan berbahagialah, kawannnn. Enjoy ur life, guys!!!


Selasa, 24 Mei 2016

Belajar memaafkan


Salam!!!! WOHOOOOO!!! siapa kangen gue? HIAHAHAHA.
Maaf ini gue terlalu senang aja bisa ngepost lagi. wihiii
Btw, gimana kabar hati? upsss... maaf salah tanya. apaansih kentang yak gue. mungkin ini efek gue suka kentang. NJAY makin kentang. 

Yaudahlah gue mau cerita aja. Kemarin, tiba-tiba gue iseng buka hangouts, terus ada inbox ternyata. dan berisi....
“Maafin semua yang sudah aku lakuin ke kamu dulu.”

Lets be honest, we’ve all been hurt by another person at some time or another. Sometimes we were treated badly and our trust was broken while our hearts was hurt. 

Gue agak speechless gitu sih, diam, bengong, dan pehatiin lg kata-kata itu. It bounced me back to the time when I carried a lot of anger and grudges toward him in my life and the time i wanted to hurt him back two years ago. But then suddenly I realize jauh sebelum dia ngirim itu ke gue sebenernya gue udah lupa dan memaafkan orang ini sih. Gue juga banyak belajar untuk menerima. Bahwa segala sesuatu terkadang tidak seperti apa yang kita inginkan, seringkali ga sesuai sama ekspektasi kita. Tapi kadang dari ketidaksesuaian itu sih yang bikin kita inget banget. Entah karena bermanfaaat banget, atau terkenang banget, atau yaaa gitulah pokoknya *apasih fiii*.

Hari ini, gue belajar tentang memaafkan segala sesuatu dari masa lalu yang pernah merobek sesuatu dalam hati gue *eaaaa* Sumpah serapah, kesel ampe ke ubun-ubun yaudahhh emang harusnya saat itu aja, dan menghilang (read: emosi saat itu aja, gausah ada dendam di antara kita) kiwww. The key is we all need to learn to let go. We all need to be able to forgive, so we can move on from anger and be happy in our life. So, enjoy aja lahh every single moment yang ada di hidup kita.

Tanpa pikir panjang gue langsung bales.
"santai aja, udah lama beralalu :)"

sumber: tumblr.com


Wassalam,
Ruhma Hafia