Sampai H+4 saya masih tidak bisa percaya kalau beliau dipurnatugaskan menjadi seorang menteri. Mungkin Pak Jokowi memiliki pertimbangan lain.
Sedikit cerita pertemuan pertama kali saya dengan Bapak Anies Baswedan adalah ketika saya bergabung di Parlemen Muda. Beliau adalah pelindung dari Parlemen Muda. Di situ beliau menjadi narasumber yang membuat saya jatuh cinta langsung terhadapnya. Setelah acara itu selesai, saya mulai mencari tahu banyak tentang beliau ternyata beliau luar biasa keren. Dari mulai program Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi hingga Turun Tangan saya bertambah jatuh cinta karena beliau sangat lekat dengan dunia pendidikan.
Saat beliau diangkat menjadi menteri, saya senang luar biasa. Walaupun saat itu, banyak isu miring tentang agamanya yang hingga sekarang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Tapi saya sangat berharap dan percaya, beliau bisa memberi warna baru untuk pendidikan di Indonesia.
Benar saja, dalam waktu 20 bulan beliau menjalankan amanahnya. Banyak sekali perubahan yang telah beliau lakukan, diantaranya yaitu meninjau dan merevisi kurikulum 2013, nilai UN bukan penentu kelulusan, terbongkarnya kasus mafia buku, membentuk direktorat baru (direktorat keayahbundaan), hingga digantinya istilah MOS demi menekan tingkat kekerasan dan perploncoan di sekolah-sekolah.
Saya melihat Pak Anies juga bukan hanya sekedar seorang menteri. Tapi lebih dari itu. Beliau juga seorang psikolog yang diberi amanah menjadi seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga padu padan keduanya sangat pas. Terbukti dengan adanya direktorat keayahbundaan, karena ia berpikir bahwa orangtua adalah pendidik yang paling tak tersiapkan. Diwujudkan pula dengan program beliau gerakan mengantar anak pada hari pertama sekolah. Beliau membuktikan bahwa beliau bekerja dengan hati sehingga beliau tahu bagaimana mengelola kementerian dan SDM-nya.
Bapak sangat menginspirasi saya dalam hal pendidikan dan pengetahuan. Semoga saya bisa mengikuti langkahmu. Yap, saya bukan hanya sekedar meraih mimpi. Tapi saya harus berusaha melampauinya!
Terima kasih, Bapak Anies Baswedan 20 bulannya. Hingga kini, saya belum bisa move-on dari bapak. Semoga kita bisa bertemu kembali di Turun Tangan untuk kali ini. Semoga bapak menjadi pelindung atau penasihat di organisasi saya yang lain mungkin? Hmmmm
Doakan kami Pak, selaku putra-putri harapan bangsa agar bisa melanjutkan dan selalu bisa memberikan kontribusi terbaik untuk pendidikan di tanah air tercinta.
I have so much respect for you and will continue to support you, Mr. Anies Baswedan, the Minister of Education and Culture of Indonesia (27 Oktober 2014 - 27Juli 2016).
Jatinangor,
Ruhma Hafia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar