hai, kau yang di sana.
ingatkah awal pertemuan kau dan aku?
ketika kita ditakdirkan dalam ruangan yang sama untuk menuntut ilmu bersama
kau tampak begitu tampan dengan seragammu
padahal semua sama, tapi mungkin Tuhan memberi aura berbeda dari dirimu
hai, kau yang di sana.
ingatkah saat kita menghabiskan siang bersama hanya untuk berbagi kisah bersama
kau bercerita padaku tentang cita-citamu atau negara mana yang akan kau kunjung
tapi kau tak memberiku kesempatan berbicara
kau begitu egois!
kau hanya ingin aku menjadi pendengar yang setia
"aku bukan pendengar radio" begitulah fikiranku saat itu
tapi aku tahu dari situ semangatmu dalam menggapai itu semua sangatlah tinggi
hai, kau yang di sana.
ingatkah saat kita habiskan malam bersama?
kau dan aku melihat sepotong bulan yang sangat percaya diri menampakkan setengah bagian dirinya
ketika itu aku bertanya padamu mengapa bulan tetap percaya diri padahal ia hanya menampakkan sebagian tubuhnya saja
kau pun mnjawab bahwa aku pun harus percaya diri walau banyak kekurangan dariku
begitulah kamu. selalu membuatku percaya diri
hai, kau yang di sana.
kau memang bukan teman terbaik untukku
kau membuat rasa sepi terasa begitu nyata
buktinya, kau tega membiarkanku tinggal di sini sendiri
menghabiskan waktu siang dan malam tanpa hadirnya dirimu
mana suara berisikmu yang membuatku bilang kau egois
hai, kau yang di sana.
aku benci, bayanganmu selalu datang di tiap malam sunyiku
karena saat itu tanganku refleks bergerak untuk melihat satu-satunya foto saat kita bersama
aku juga benci, saat aku harus menunggu telepon atau sekedar sms darimu
aku juga benci, saat aku bertanya-tanya pada diriku sendiri apa saja kesalahamu terhadap diriku
nyatanya, aku sendiri harus menjawab bahwa kau sempurna
aku benci, mengingat ketika kau menyatakan sayang di hadapan teman-temanku
dan saat itu semua teman-teman berkata bahwa kita pasangan
salah. padahal kita hanya teman
aku benci, saat aku memutar lagu kesukaanmu dan aku teringat semua tentang kita
hai, kau yang di sana.
baru-baru ini aku baru menyadari bahwa aku sedang jatuh cinta padamu
saat itu pula aku sedang berusaha membencimu
sungguh, aku benci harus jatuh cinta padamu
kau pernah bilang padaku, cinta adalah sebuah anugerah
tak perlu menyangkal cinta, ni'mati saja...
begitulah katamu
hai, kau yang di sana.
tahukah kau?
ada seseorang yang tak menyangkal cinta
seseorang itu juga sedang meni'mati cinta
iya. dia sedang menjalankan semua kata-katamu
tahukah kau siapa dia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar